PSIKOLOGI REMAJA 1
By. Izzati Rahmah
Pada usia 12 sampai dengan 20 tahun, perkembangan otak mencapai pada titik yang
sempurna secara fungisonal, kemampuan berfikir bagi remaja pun juga di pengaruhi oleh hal
ini, dan dapat di artikan sebagai berikut :
1. Anak anak remaja mulai bisa berintropeksi dan mengenal diri sendiri, memahami
masalah dan solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
2. Pada usia ini anak remaja juga mampu membuat strategi, membuat sebuah keputusan
yang tidak merugikan, menelaah rencana-rencana dan lain lain.
3. Secara kognitif, anak mampu berfikir secara logistik dan berfikir kritis tentang
gagasan abstrak, atau gagasan asal.
4. Sudah mampu untuk mengenal jati diri dan lingkungan positif atau pun negatif bagi
dirinya maupun orang di sekitarnya. Muncul nya kemampuan berfikir secara nalar dan
secara ilmiah.
5. Wawasan berfikir nya pun juga mulai meluas mengikuti religi, moral, attitude,
keadilan, dan lain lain.
Anak remaja yang berkembang di lingkungan yang positif/kondusif memiliki
perubahan-perubahan yang cenderung mengarah pada hal berikut :
1. Anak cenderung mampu mengendalikan emosinya, tidak mudah tersinggung, ramah,
tidak agresif, mampu menghadapi kegagalan dengan bijak, tidak mudah stress,
perasaan cenderung lebih optimis.
2. Adekuasi atau ketepatan emosi, dimana remaja pada usia ini mampu meletakkan
posisi dia bisa melakukan hal yang positif bagi orang lain juga, dan bisa memberikan
rasa cinta yang baik, kasih sayang pada orang, sifat menghormati/respect, suka
membantu, tidak egois, mampu menghargai orang lain.
Berbeda dengan anak yang tinggal di lingkungan yang tidak kondusif atau lingkungan
tidak baik yang merubah pribadi remaja menjadi negatif, diantaranya :
1. Regresifitas atau yang biasa di sebut dengan keadaan ketika seorang anak memiliki
pola fikir untuk melarikan diri dari kenyataan, hal ini biasa terjadi pada anak yang
hidup di lingkungan yang tidak kondusif, ciri cirinya diantaranya, anak suka
melamun, pendiam, tidak cepat respon, pecah fokus, senang menyendiri, dan mulai
tersesat dengan mengarahkan diri untuk tenang dengan paksa, menggunakan obat
penenang, minuman keras dan juga narkoba.
2. Agresif atau yang terjadi pada siklus anak remaja yang mengacu pada kontrol emosi
yang tidak stabil. Mereka cenderung akan keras kepala, suka berkelahi, pesimis,
mengganggu dan meledak ledak.
Perkembangan psikologi anak remaja harus sangat di perhatikan, dikarenakan ini akan
menyangkut pada bagaimana anak mampu beradaptasi pada lingkungannya untuk di masa
depannya. Dan bukan hanya pada lingkungan, orang tua juga harus sangat memperhatikan hal
ini. Tak jarang anak remaja memilih untuk tidak memberitahu orang tuanya mengenai apa
yang terjadi padanya, karena kerasnya pendidikan yang diberikan orang tua, tekanan-tekanan,
dan kesalahan pola pendidikan yang di berikan pada anak tersebut sejak usia dini. Rata-rata anak akan diam ketika dimarahi dan di nasehati, ada beberapa orang tua yang membiarkan
anaknya menyampaikan pendapatnya ketika di nasehati, dan ada juga yang justru membentak
anaknya ketika anaknya hendak menyampaikan pendapatnya. Hal ini membuat anak
cenderung memendam hal hal yang dapat meledak ledak di suatu waktu tertentu.
Berikut beberapa bentuk perubahan di masa depan jika anak pada usia kematangan
logistik nya di penuhi oleh hal yang tidak sehat :
1. Anak akan cenderung lebih pendiam, cuek, dan mengabaikan hal hal yang ada di
sekelilingnya.
2. Mereka akan mencari pelampiasan untuk menuangkan hal hal yang mereka pendam
selama usianya, memecahkan benda, ataupun berkelahi dengan orang lain. Tak jarang
dari mereka memberanikan diri untuk hal yang lebih buruk seperti selfharm atau
menyakiti diri sendiri. Mereka akan merasa lega atau lapang setelah melakukan hal
tersebut, dan kembali melanjutkan aktifitasnya, kembali memendam dan hal ini akan
terus berulang ulang.
3. Adanya dorongan untuk anak menjadi sangat egois dan hanya mementingkan dirinya
sendiri, mereka tidak memiliki rasa percaya pada siapapun bahkan terhadap
keluarganya sendiri.
4. Adanya dorongan buruk yang mengacu pada kegiatan yang merugikan dirinya dan
orang lain, seperti mengakhiri hidupnya ataupun mengakhiri hidup orang yang benar
benar ia benci.
5. Mereka tidak akan bisa beradaptasi ataupun mengenal lingkungan di sekitarnya, dan
ini juga akan merugikannya dengan ia tidak mampu menemukan pekerjaan tetap, dan
terus menerus membuat kesalahan.
Ada beberapa opini yang di sampaikan oleh orang-orang bahwa hal tersebut dapat di
selesaikan dengan pendekatan diri pada Tuhannya. Namun, hal ini tidak akan berpengaruh
jika tidak di tanamkan sejak usia nya masih menginjak Golden Age, yaitu di usianya yang
sangat bersih dan menerima segala bentuk hal yang di ajarkan padanya. Maka dari itu, sangat
penting bagi orang tua untuk memperbaiki pola pendidikan di rumah maupun pola
pendidikan guru di sekolah. Orang tua juga harus mengawasi lingkungan anak, pergaulan dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak, dan ini dimulai dari usia 0 hingga akhir 12 tahun.
Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua ketika ini sudah terjadi adalah dengan kembali
membuka diri dengan anak, membiarkan anak bercerita tentang hari-harinya, tekanantekanan yang ia dapatkan di lingkungannya. Dan jika sudah mulai parah, orang tua dapat
mengajak anak untuk bertemu dengan dokter psikologi, memperbaiki pola fikir dan
memberikan edukasi.
Komentar
Posting Komentar